Kamis, 11 Desember 2014

TUGAS 2 ILMU SOSIAL DASAR MENGANALISIS BERITA

BAB 2
INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT

Kekerasan Terhadap Anak Oleh Sang IBU
 Selasa (17/12)
Adit Mengaku Bibir dan Lidahnya Digunting Sang Ibu

Detik.com mengabarkan pada hari Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada seorang bocah lelaki berusia 7 tahun bernama Adit, ditemukan di perkebunan kelapa sawit, Riau.Bocah itu ditemukan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak hanya di wajah dan di kepala, tapi di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian dirawat di RSUD Bangkinang, Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya membuat kita bergidik dan menaruh duka yang teramat dalam.
Bibir bawah Adit membengak dan penuh bekas gunting. Di lidahnya ada semacam bekas sayatan sehingga jika makan, ia mengeluh kesakitan/pedih. Tak hanya itu, ia juga mengaku kalau kelaminnya sempat digunting.
Dan mengenai siapa pelakunya, kita dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada ini terasa bergemuruh, tidak nyaman dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya sendirilah yang melakukan penyiksaan itu.Kebanyakan memakai gunting.Bahkan di kepala Adit terdapat luka yang berlubang dan ada yang bernanah.
Dari sumber jpnn.com, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman tersebut.Adit ternyata disiksa oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya yang bernama Isyam di lokasi tersebut.Adit juga menceritakan bahwa penganiayaan itu juga dilakukan di rumah dan rutin.
Pihak kepolisian bekerjasama dengan Polsek Tandun sudah mencari dua pelaku namun belum ketemu.Meski belum membuahkan hasil, tapi pihak mereka terus mencari keberadaan pelaku.Sementara itu Adit masih dirawat di RS dan masih dalam penanganan intensif.Selain fisiknya yang memprihatinkan, mentalnya juga pasti amat tertekan.

ibuang orangtuanya di kebun kelapa sawit PTPN V, Desa Talang Danto, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Saat ditemukan warga sekitar pada Minggu 15 Desember, sekujur tubuhnya penuh luka yang diduga bekas penganiayaan.Bocah itu terkulai lemas dibawah pohon kelapa sawit. Rabu (18/12/2013).


B.KOMENTAR
1)      PERKEMBANGAN INDIVIDU
*** Psikologis Adit
Kekerasan  yang dialami oleh Adit menurut tinjauan  akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
v  Trauma yaitu berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini digunakan untuk menggambarkan situasi akibat suatu kejadian yang dialami seseorang.Dalam psikologi, trauma berarti benturan atau suatu kejadian – biasanya negatif – yang dialami seseorang dan membekas, disebut post-traumatic disorder (PTSD).
Berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, trauma dikategorikan menjadi dua, yaitu trauma fisik dan psikologis.
1.Trauma fisik adalah trauma yang mengakibatkan luka fisik, misalnya kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2.Trauma psikologis disebabkan oleh kejadian yang melukai batin, misalnya sering dibanding-bandingkan, sering dicaci maki dan dilabeli, perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain. Meskipun keduanya memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis sangat berdampak buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekerasan, kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan sebagainya. Namun trauma yang kerap berdampak negatif bagi masa depan seseorang – menjadi penghalang kesuksesan – adalah trauma yang disebabkan oleh kejadian yang sangat memukul dalam lingkungan keluarga seperti perceraian, kematian, atau kekerasan dalam rumah tangga, apalagi jika berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan – berdasarkan penelitian – trauma dapat berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan ‘arousal’ atau kewaspadaan yang berlebihan, agresi, hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya – dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai, karena seorang anak memiliki tiga sifat yang dominan, yaitu:
  • Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
  • Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun yang dia dengar ataupun lihat
  • Sifat meniru; anak cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
v  Seorang anak yang dibesarkan dengan pola asuh keras dan sering menerima pukulan atau kekerasan lainnya, besar kemungkinan ia akan meniru tindakan tersebut atau mengangaap bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan kekerasan.
Secara umum gejala  trauma pada anak dapat dikenali dari perubahan tingkah lakunya, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah takut. Sementara secara fisik misalnya sering mengeluh pusing, muntah-muntah, sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala lain bisa berbentuk anak tiba-tiba jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa tidur atau tidur dengan gelisah, tidak mau ditinggal barang sekejap pun, over sensitive terhadap suara keras, tidak mau mendengar atau melihat sesuatu yang berkaitan dengan trauma, dan lain-lain. Karena trauma pada anak tidak selalu mudah dikenali, perlu dijaga suatu komunikasi yang baik dan mendalam antara anak dengan orang tua.Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut untuk berbagi pengalaman buruk dengan orang tuanya.Anak-anak juga harus dijauhkan dari situasi yang terlalu menakutkan baginya.Jika anak mengalami trauma berat, segera berikan terapi khusus.
Meskipun trauma bisa terjadi pada semua orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, namun besar kecilnya dampak sangat tergantung pada faktor internal seseorang, terutama mengenai sesuatu yang dia anggap penting dan kekuatan mentalnya. Pada orang yang mentalnya kurang kuat, trauma bisa menetap hingga ewasa dan menghalangi langkahnya. Misalnya pemberian label negatif pada seorang anak akan menumbuhkan konsep dan citra diri negatif dalam dirinya secara tidak sadar. Dengan trauma semacam ini, mudah ditebak akan menjadi orang dewasa seperti apa dia kelak kemudian hari. Dia mungkin menjadi seseorang yang peragu, tidak bisa mengambil keputusan, tidak percaya diri, minder, serba takut, dan sebagainya.
Tidak selamanya orang yang mengalami peristiwa negatif akan mengalami trauma, tergantung pada dukunganlingkungan sosial di mana ia berada. Seorang anak dengan orang tua yang bercerai dapat tumbuh dan eksis dengan baik jika orang tuanya tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan lingkungan lain (keluarga besar, masyarakat sekitar, guru) bisa menerima bahkan mendukungnya. Dan perjalanan hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk mengatasi trauma.Semua tinggal tergantung pada individunya, apakah memilih untuk jalan terus dan sampai pada fase-fase berikutnya, ataukah memilih untuk menyerah dan berhenti berjalan.Bila memutuskan untuk terus berjalan, maka harus ada tekad untuk mengatasi trauma itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan orang lain, ataupun melalui terapi khusus dengan bantuan ahli. Untuk mempermudah, harus memiliki keberanian untuk terbuka dan berbagi dengan orang terdekat serta terbuka untuk menerima informasi dari luar. Support kelompok dalam banyak kasus juga sangat membantu pemuliha diri. Jika suatu pengalaman sangat traumatis hingga mempengaruhi kondisi kejiwaan dengan cukup parah, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli. Masa depan tidak dapat ditukar dengan apapun.
v  Dalam masyarakat juga ia akan tumbuh menjadi sosok orang yang pendiam dan dia akan melakukan kekerasan yang dialaminya kepada org lain ..biasanya anak korban kekerasan seperti itu sikap dan perilakunya..
2.FAKTOR TERJADINYA KEKERASAN
            Menurut analisis saya dari berita diatas factor terjadinya kekerasan terhadap adit ini adalah kemungkinan si pelaku atau ibunya sendiri mengalami kelainan psikologi dalam kondisi kejiwaannya,sehingga dia mempunyai emosi yang sangat berlebih dan tidak tahu ingin melampiaskan amarahnya ke siapa dan pada akhirnya anaknya sendiri lah yang menjadi sasarannya.
            Kemungkinan juga dalam keluarga tersebut ada masalah antara ibu dan ayahnya adit (sang korban) sehingga si ibu merasa frustasi dengan masalah yang dihadapinya dan tak sanggup untuk mengatasinya maka aditlah yang menjadi sasaran masalah atas masalaah yang dihadapi tersangka
3.PERKEMBANGAN PSIKOLOGI KELUARGA
            Dalam hal ini psikologi keluarga jelas sudah sangat terganggu,apalagi psikologi sang ibu atau tersangka dia sudah melakukan hal diluar batas kewajaran yang sangat tidak berperikemanusiaan dan diluar hati nurani seorang ibu terhadap anaknya,
            Dan kasus ini juga berpengaruh terhadap psikologi anggota keluarga yang lainnya  . bila dalam anggota keluarga adit ada anak seumuran adit mungkin dia juga akan merasa takut karena sudah mengetahui apa yang dilakukanibunya terhadap adit.


1.   ARGUMENTASI PRIBADI
Saya sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan yang terjadi padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang ibu itu seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan tetapi apa yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit)  justru tidak mencerminkan perilaku seorang ibu betapa tidak ia dengan  teganya  menggunting  bibir, lidah dan kemaluan  anaknya sendiri selain itu sekujur tubuh bocah  ini  juga  penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian punggung. Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan penuh luka Adit dibuang ditempat yang jauh dari keluarganya.
Sampai saat ini  kita memang belum tahu apa motif pelaku (ibu Aminah) melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya sendiri tetap tidak dapat diterima oleh akal sehat dan  nurani bagi siapun yang mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang  terlintas dibenak saya saat mendengar kasus ini adalah Ibu macam apa yang  tega menganiaya anaknya sendiri  dengan begitu kejam dan tidak manusiawi menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat sekujur tubuh anaknya terluka? Menurut asumsi saya  Seorang ibu atau orang yang normal (sehat psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian kejamnya, hanya orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi /frustasi yang berat akibat masalah  yang  dihadapinya yang  berpotensi melakukan hal yang demikian kejamnya.
2.PENYEBAB KASUS
Apa yang bisa kita analisa dari kasus ini menurut ilmu  psikologi sosial selain keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi psikologi pelaku yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi ada beberapa teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin melakukan hal sekejam  ini diantaranya yaitu teori Depresi/Frustasi . dengan  salah satu jenisnya yaitu  :
Pemindahan (Displacement)yaitu  dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya DILAMPIASKAN  kepada  objek-objek atau orang lain. Contoh : Seoranganak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya atau menendang kucingnya.
Nah kemungkinan (dugaan sementara) apa yang terjadi pada ibu minah apabila ditinjau dari psikologi social adalah frustasi jenis pemindahan/displacement ini.analisis sementara pelaku mengalami ganggun psikologis akibat masalah tertentu yang mungkin sedang menimpanya kemudian emosi negative itu dilampiaskan pada anaknya sendiri dengan melakukan kekerasan

3   ANTISIPASI KASUS
Di Indonesia Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak yang dilakukan oleh orang tua/kerabatnya sendiri sudah bukan hal yang asing lagi, kasus seperti ini seperti tak pernah berhenti meghiasi pemberitaan di layar kaca atau media informasi lainnya.
            Orang tua yang temperamen menjadi salah satu penyebab maraknya kasus ini, dan motif lain seperti masalah  internal didalam rumah tangga antara suami istri yang tidak dapat diselesaikan dengan baik menjadikan anak-anak sebagai pelampiasan emosi.
            Untuk mengantisipasi kasus seperti ini agar  tidak terulang kembali bisa dengan cara sebagai berikut :
·         Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan YME serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak itu adalah  titipanNya  sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita jaga baik-baik.
·         Kekerasan  pada anak biasanya terjadi dalam lingkup keluarga dan biasanya dipicu oleh permasalahan rumah tangga, alangkah bijaknya bila suami-istri yang sedang terlibat pertengkaran atau memiliki masalah tidak menjadikan anak sebagai objek pelampiasan emosi. Sebaiknya masalah diselesaikan dengan  secara baik-baik,apabila tidak dapat diselesaikan oleh suami  dan istri maka kita bisa melibatkan orang lain yang dianggap mampu menengahi dan mencari solusi untuk masalah tersebut.
·         Bila kekerasan pada anak dipicu oleh kenakalan anak itu sendiri kita sebagai orang tua sejak awal bertanggungjawab atas anak itu, kita lah yang dapat menjadikan anak kita sebagai anugerah atau justru fitnah besar dalam hidup, maka solusinya adalah  sabar dan jadilah contoh yang baik untuk anak.
·         Kita sebagai anggota dalam masyarakat harus bisa peka terhadap keadaan  lingkungan sekitar, kita patut curiga apabila ada anak yang  padabagian tubuhnya atau wajahnya selalu tampak memar dan perilakunya selalu murung dan ketakutan.





C.KESIMPULAN DAN SARAN
            *Kesimpulan
            Apapun alasan yang  melatarbelakangi  terjadinya kekerasan pada anak adalah  tidak dapat dibenarkan, apalagi bila pelakunya tidak lain adalah orang tua ataupun orang terdekat seperti keluarga atau kerabat  . Seorang anak adalah titipan dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban atas anaknya, Kontrol diri dan keteguhan iman  serta spiritual yang bagus akan menjadikan seseorang sehat jasmani dan rohaninya (fisik & psikologi) sehingga ia akan  mampu  mengatasi kesulitan hidup yang semakin kompleks.
            *Saran
            Saran saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun psikisnya jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga mengancam  masa depannya dan pihak yang berwajib diharapkan bisa sesegera mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah ibu dan pamannya serta memproses kasus ini seadil-adilnya. Apalagi usia adit masih sangat kecil untuk menerima kekerasan dan kekejaman sang ibu yang sangat diluar batas normal dan tidak memiliki hati nurani sebagai seorang ibu.

TUGAS 3 MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

BAB 7 
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

BAB 1
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Pada kali ini saya akan membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.  Keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur,sosial atau kehidupanya.Masyarakat pedesaan dalam kehidupan sehari hari sikap kekeluargaannya masih sangat erat dibanding dengan masyarakat perkotaan. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat pedesaan memiliki kehidupan tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat ,kehidupan moral-susila, yang kebudayaan aslinya masih sangat terjaga.
Sedangkan masyarakat perkotaan kebudayaan asli dan sikap kekeuargaannya sangat minim,hal ini disebabkan karena masyarakat kota sangat mudah menunjukkan sikap gengsi dan saling bersaing dalam hal kedudukkan atau derajatnya. Misalnya dalam suatu pesta ada yang menyediakan hidangan dan ada tamu,tamu tersebut beranggapan bahwa kedudukan nya lebih tinggi dibanding si pelayan hidangan makanan tersebut.
Tetapi terkadang orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.






II.TUJUAN
Diharapkan mahasiswa dapat :
1.        Mengetahui tentang Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
2.        Memahami Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan
3.        Mengerti Interaksi Pedesaan dan Perkotaan
4.        Mengetahui Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
5.        Mengetahui pengertian masyarakat















BAB 2
ISI
Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan
A.     PengertIan Masyarakat
Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
-       Harus ada pengumpulan manusia
-       Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
-       Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
v  Masyarakat paksaan : negara, tawanan
v  Masyarakat merdeka
- masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
-  masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
B.   Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
1.      Masyarakat Perkotaan
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
a.       Ada beberapa ciri yang menonjol  pada masyarakat kota yaitu:
1)      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2)      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3)      Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4)      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5)      Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6)      Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru.
b.      Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1)      Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2)      Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3)      Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4)      Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5)      Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c.       Permasalahan di kota antara lain:
1)      konflik (pertengkaran)
2)      kontroversi (pertentangan)
3)      kompetisi (persaingan)
4)      kegiatan pada masyarakat pedesaan
5)      sistem nilai budaya[1]
2.    Masyarakat Pedesaan
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
a.         Ciri-ciri Masyarakat desa
1)      Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2)      Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3)      Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4)      Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5)      Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
b.      Gejala Masyarakat Pedesaan
1)      Konflik (Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2)      Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3)      Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4)      Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
5)      lemahnya posisi sumber daya alam
lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
C.    Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut: 
Masyarakat Pedesaan:
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
Masyaraakat Kota
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
Individualisme
D.    Interaksi Desa dan Kota
 1.   Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
a.    Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b.    Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
c.    Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d.   Pola interaksi masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e.    Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2.      Pengaruh kota terhadap desa :
a.       kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
b.       menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c.        memproduksi hasil pertanian desa
d.      penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
e.       andil dalam terkikisnya budaya desa
3.      Pengaruh desa terhadap kota :
a.       penyedia tenaga kerja kasar
b.      penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
c.       penyedia ruang (space)

E.    Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.




BAB 3
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
        Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
 Sedangkan   Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu
           Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.

B.   Saran
Bagi kita sebag mahasiswa dan mahasiswi hendaknya lebih memahami kehidupan didesa jangan hanya mengikuti kehidupan di kota. Belajarlah hidup seperti orang orang di desa yang berjuang usaha keras demi memenuhi hidupnya di desa dan saling tolong menolong antar sesama.

http://16114062.student.gunadarma.ac.id