BAB 2
INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
Kekerasan
Terhadap Anak Oleh Sang IBU
Selasa
(17/12)
Adit Mengaku Bibir dan Lidahnya Digunting Sang Ibu
Detik.com mengabarkan pada hari
Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada seorang bocah lelaki berusia 7 tahun bernama
Adit, ditemukan di perkebunan kelapa sawit, Riau.Bocah itu ditemukan dalam
keadaan yang sangat memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak hanya di wajah dan
di kepala, tapi di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian dirawat di RSUD
Bangkinang, Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya membuat kita
bergidik dan menaruh duka yang teramat dalam.
Bibir bawah Adit membengak dan penuh
bekas gunting. Di lidahnya ada semacam bekas sayatan sehingga jika makan, ia
mengeluh kesakitan/pedih. Tak hanya itu, ia juga mengaku kalau kelaminnya
sempat digunting.
Dan mengenai siapa pelakunya, kita
dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada ini terasa bergemuruh, tidak nyaman
dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya sendirilah yang melakukan penyiksaan
itu.Kebanyakan memakai gunting.Bahkan di kepala Adit terdapat luka yang
berlubang dan ada yang bernanah.
Dari sumber jpnn.com, pihak
kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman tersebut.Adit ternyata disiksa
oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya yang bernama Isyam di lokasi
tersebut.Adit juga menceritakan bahwa penganiayaan itu juga dilakukan di rumah
dan rutin.
Pihak kepolisian bekerjasama dengan
Polsek Tandun sudah mencari dua pelaku namun belum ketemu.Meski belum
membuahkan hasil, tapi pihak mereka terus mencari keberadaan pelaku.Sementara
itu Adit masih dirawat di RS dan masih dalam penanganan intensif.Selain fisiknya
yang memprihatinkan, mentalnya juga pasti amat tertekan.
ibuang orangtuanya di kebun kelapa
sawit PTPN V, Desa Talang Danto, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Saat ditemukan warga sekitar pada Minggu 15 Desember, sekujur tubuhnya penuh
luka yang diduga bekas penganiayaan.Bocah itu terkulai lemas dibawah pohon
kelapa sawit. Rabu (18/12/2013).
B.KOMENTAR
1) PERKEMBANGAN INDIVIDU
*** Psikologis Adit
Kekerasan
yang dialami oleh Adit menurut tinjauan akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
v Trauma yaitu berasal dari bahasa
Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini digunakan untuk menggambarkan
situasi akibat suatu kejadian yang dialami seseorang.Dalam psikologi, trauma
berarti benturan atau suatu kejadian – biasanya negatif – yang dialami seseorang
dan membekas, disebut post-traumatic disorder (PTSD).
Berdasarkan dampak yang
ditimbulkannya, trauma dikategorikan menjadi dua, yaitu trauma fisik dan
psikologis.
1.Trauma fisik adalah trauma yang
mengakibatkan luka fisik, misalnya kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2.Trauma psikologis disebabkan oleh
kejadian yang melukai batin, misalnya sering dibanding-bandingkan, sering
dicaci maki dan dilabeli, perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain.
Meskipun keduanya memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis
sangat berdampak buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam
bentuknya, mulai dari kekerasan, kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan
sebagainya. Namun trauma yang kerap berdampak negatif bagi masa depan
seseorang – menjadi penghalang kesuksesan – adalah trauma yang disebabkan
oleh kejadian yang sangat memukul dalam lingkungan keluarga seperti perceraian,
kematian, atau kekerasan dalam rumah tangga, apalagi jika berlangsung
terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan – berdasarkan penelitian –
trauma dapat berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang pada gilirannya
akan meningkatkan ‘arousal’ atau kewaspadaan yang berlebihan, agresi,
hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan
berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi
sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya – dan akan menjadi
penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu
diwaspadai, karena seorang anak memiliki tiga sifat yang dominan, yaitu:
- Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
- Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun yang dia dengar ataupun lihat
- Sifat meniru; anak cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
v Seorang anak yang dibesarkan dengan
pola asuh keras dan sering menerima pukulan atau kekerasan lainnya, besar
kemungkinan ia akan meniru tindakan tersebut atau mengangaap bahwa segala
sesuatu dapat diselesaikan dengan kekerasan.
Secara
umum gejala trauma pada anak dapat dikenali dari perubahan tingkah
lakunya, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah
takut. Sementara secara fisik misalnya sering mengeluh pusing, muntah-muntah,
sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala lain bisa berbentuk anak tiba-tiba
jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa tidur atau tidur dengan gelisah,
tidak mau ditinggal barang sekejap pun, over sensitive terhadap suara
keras, tidak mau mendengar atau melihat sesuatu yang berkaitan dengan trauma,
dan lain-lain. Karena trauma pada anak tidak selalu mudah dikenali, perlu
dijaga suatu komunikasi yang baik dan mendalam antara anak dengan orang tua.Hal
ini dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut untuk berbagi
pengalaman buruk dengan orang tuanya.Anak-anak juga harus dijauhkan dari
situasi yang terlalu menakutkan baginya.Jika anak mengalami trauma berat,
segera berikan terapi khusus.
Meskipun trauma bisa terjadi pada
semua orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, namun besar kecilnya dampak
sangat tergantung pada faktor internal seseorang, terutama mengenai sesuatu
yang dia anggap penting dan kekuatan mentalnya. Pada orang yang mentalnya
kurang kuat, trauma bisa menetap hingga ewasa dan menghalangi langkahnya.
Misalnya pemberian label negatif pada seorang anak akan menumbuhkan konsep dan
citra diri negatif dalam dirinya secara tidak sadar. Dengan trauma semacam ini,
mudah ditebak akan menjadi orang dewasa seperti apa dia kelak kemudian hari.
Dia mungkin menjadi seseorang yang peragu, tidak bisa mengambil keputusan,
tidak percaya diri, minder, serba takut, dan sebagainya.
Tidak selamanya orang yang mengalami
peristiwa negatif akan mengalami trauma, tergantung pada dukunganlingkungan
sosial di mana ia berada. Seorang anak dengan orang tua yang bercerai dapat
tumbuh dan eksis dengan baik jika orang tuanya tetap dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, dan lingkungan lain (keluarga besar, masyarakat sekitar, guru)
bisa menerima bahkan mendukungnya. Dan perjalanan hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk
mengatasi trauma.Semua tinggal tergantung pada individunya, apakah memilih
untuk jalan terus dan sampai pada fase-fase berikutnya, ataukah memilih untuk
menyerah dan berhenti berjalan.Bila memutuskan untuk terus berjalan, maka harus
ada tekad untuk mengatasi trauma itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan
orang lain, ataupun melalui terapi khusus dengan bantuan ahli. Untuk
mempermudah, harus memiliki keberanian untuk terbuka dan berbagi dengan orang
terdekat serta terbuka untuk menerima informasi dari luar. Support kelompok
dalam banyak kasus juga sangat membantu pemuliha diri. Jika suatu pengalaman
sangat traumatis hingga mempengaruhi kondisi kejiwaan dengan cukup parah,
jangan ragu untuk meminta bantuan ahli. Masa depan tidak dapat ditukar dengan
apapun.
v Dalam masyarakat juga ia akan tumbuh
menjadi sosok orang yang pendiam dan dia akan melakukan kekerasan yang
dialaminya kepada org lain ..biasanya anak korban kekerasan seperti itu sikap
dan perilakunya..
2.FAKTOR TERJADINYA KEKERASAN
Menurut analisis saya dari berita
diatas factor terjadinya kekerasan terhadap adit ini adalah kemungkinan si
pelaku atau ibunya sendiri mengalami kelainan psikologi dalam kondisi
kejiwaannya,sehingga dia mempunyai emosi yang sangat berlebih dan tidak tahu
ingin melampiaskan amarahnya ke siapa dan pada akhirnya anaknya sendiri lah
yang menjadi sasarannya.
Kemungkinan
juga dalam keluarga tersebut ada masalah antara ibu dan ayahnya adit (sang
korban) sehingga si ibu merasa frustasi dengan masalah yang dihadapinya dan tak
sanggup untuk mengatasinya maka aditlah yang menjadi sasaran masalah atas
masalaah yang dihadapi tersangka
3.PERKEMBANGAN PSIKOLOGI KELUARGA
Dalam hal ini psikologi keluarga
jelas sudah sangat terganggu,apalagi psikologi sang ibu atau tersangka dia
sudah melakukan hal diluar batas kewajaran yang sangat tidak berperikemanusiaan
dan diluar hati nurani seorang ibu terhadap anaknya,
Dan
kasus ini juga berpengaruh terhadap psikologi anggota keluarga yang lainnya .
bila dalam anggota keluarga adit ada anak seumuran adit mungkin dia juga akan
merasa takut karena sudah mengetahui apa yang dilakukanibunya terhadap adit.
1. ARGUMENTASI PRIBADI
Saya
sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan yang terjadi
padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang ibu itu
seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan tetapi apa
yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit) justru tidak mencerminkan
perilaku seorang ibu betapa tidak ia dengan teganya
menggunting bibir, lidah dan kemaluan anaknya sendiri selain itu
sekujur tubuh bocah ini juga penuh luka bekas sabetan,
lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di
bagian punggung. Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan penuh luka Adit
dibuang ditempat yang jauh dari keluarganya.
Sampai
saat ini kita memang belum tahu apa
motif pelaku (ibu Aminah) melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun
apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya
sendiri tetap tidak dapat diterima oleh akal sehat dan nurani bagi siapun
yang mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang
terlintas dibenak saya saat mendengar kasus ini adalah Ibu macam apa yang
tega menganiaya anaknya sendiri dengan begitu kejam dan tidak manusiawi
menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat sekujur tubuh anaknya
terluka? Menurut asumsi saya Seorang ibu atau orang yang normal (sehat
psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian kejamnya, hanya
orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi /frustasi yang
berat akibat masalah yang dihadapinya yang berpotensi melakukan
hal yang demikian kejamnya.
2.PENYEBAB KASUS
Apa
yang bisa kita analisa dari kasus ini menurut ilmu psikologi sosial
selain keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi
psikologi pelaku yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi
ada beberapa teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin
melakukan hal sekejam ini diantaranya yaitu teori Depresi/Frustasi .
dengan salah satu jenisnya yaitu :
Pemindahan
(Displacement)yaitu
dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya DILAMPIASKAN kepada
objek-objek atau orang lain. Contoh : Seoranganak yang habis dimarahi ibunya.
Karena kesal, ia lalu memukul adiknya atau menendang kucingnya.
Nah
kemungkinan (dugaan sementara) apa yang terjadi pada ibu minah apabila ditinjau
dari psikologi social adalah frustasi jenis pemindahan/displacement
ini.analisis sementara pelaku mengalami ganggun psikologis akibat masalah
tertentu yang mungkin sedang menimpanya kemudian emosi negative itu
dilampiaskan pada anaknya sendiri dengan melakukan kekerasan
3 ANTISIPASI KASUS
Di
Indonesia Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak yang dilakukan oleh orang
tua/kerabatnya sendiri sudah bukan hal yang asing lagi, kasus seperti ini
seperti tak pernah berhenti meghiasi pemberitaan di layar kaca atau media
informasi lainnya.
Orang tua yang temperamen menjadi salah satu penyebab maraknya kasus ini, dan
motif lain seperti masalah internal didalam rumah tangga antara suami
istri yang tidak dapat diselesaikan dengan baik menjadikan anak-anak sebagai
pelampiasan emosi.
Untuk mengantisipasi kasus seperti ini agar tidak terulang kembali bisa
dengan cara sebagai berikut :
· Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan
diri kepada Tuhan YME serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak
itu adalah titipanNya sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita
jaga baik-baik.
· Kekerasan pada anak biasanya
terjadi dalam lingkup keluarga dan biasanya dipicu oleh permasalahan rumah
tangga, alangkah bijaknya bila suami-istri yang sedang terlibat pertengkaran
atau memiliki masalah tidak menjadikan anak sebagai objek pelampiasan emosi.
Sebaiknya masalah diselesaikan dengan secara baik-baik,apabila tidak
dapat diselesaikan oleh suami dan istri maka kita bisa melibatkan orang
lain yang dianggap mampu menengahi dan mencari solusi untuk masalah tersebut.
· Bila kekerasan pada anak dipicu oleh
kenakalan anak itu sendiri kita sebagai orang tua sejak awal bertanggungjawab
atas anak itu, kita lah yang dapat menjadikan anak kita sebagai anugerah atau
justru fitnah besar dalam hidup, maka solusinya adalah sabar dan jadilah
contoh yang baik untuk anak.
· Kita sebagai anggota dalam
masyarakat harus bisa peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, kita
patut curiga apabila ada anak yang padabagian tubuhnya atau wajahnya
selalu tampak memar dan perilakunya selalu murung dan ketakutan.
C.KESIMPULAN DAN SARAN
*Kesimpulan
Apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak
adalah tidak dapat dibenarkan, apalagi bila pelakunya tidak lain adalah
orang tua ataupun orang terdekat seperti keluarga atau kerabat . Seorang
anak adalah titipan dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban
atas anaknya, Kontrol diri dan keteguhan iman serta spiritual yang bagus
akan menjadikan seseorang sehat jasmani dan rohaninya (fisik & psikologi)
sehingga ia akan mampu mengatasi kesulitan hidup yang semakin
kompleks.
*Saran
Saran saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun
psikisnya jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga
mengancam masa depannya dan pihak yang berwajib diharapkan bisa sesegera
mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah ibu dan pamannya serta
memproses kasus ini seadil-adilnya. Apalagi usia adit masih sangat kecil untuk
menerima kekerasan dan kekejaman sang ibu yang sangat diluar batas normal dan
tidak memiliki hati nurani sebagai seorang ibu.