BAB 7
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
BAB 1
PENDAHULUAN
I.LATAR
BELAKANG
Pada kali ini saya akan
membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Keberadaan masyarakat desa sebagai suatu
pengertian yang baku, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian
struktur,sosial atau kehidupanya.Masyarakat pedesaan dalam kehidupan sehari
hari sikap kekeluargaannya masih sangat erat dibanding dengan masyarakat
perkotaan. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat pedesaan memiliki kehidupan
tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian
dalam berpakaian, adat-istiadat ,kehidupan moral-susila, yang kebudayaan
aslinya masih sangat terjaga.
Sedangkan masyarakat
perkotaan kebudayaan asli dan sikap kekeuargaannya sangat minim,hal ini
disebabkan karena masyarakat kota sangat mudah menunjukkan sikap gengsi dan
saling bersaing dalam hal kedudukkan atau derajatnya. Misalnya dalam suatu pesta
ada yang menyediakan hidangan dan ada tamu,tamu tersebut beranggapan bahwa
kedudukan nya lebih tinggi dibanding si pelayan hidangan makanan tersebut.
Tetapi terkadang orang
kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun,
tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi
konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari,
hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara
pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi
tertentu ada benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang
merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
II.TUJUAN
Diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Mengetahui tentang Masyarakat Perkotaan
dan Pedesaan
2. Memahami Perbedaan Pedesaan dan
Perkotaan
3. Mengerti Interaksi Pedesaan dan
Perkotaan
4. Mengetahui Hubungan Pedesaan dan
Perkotaan
5. Mengetahui pengertian masyarakat
BAB
2
ISI
Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan
A.
PengertIan Masyarakat
Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia
yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan
dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
- Harus ada
pengumpulan manusia
- Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
- Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan
dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi
dalam :
v Masyarakat paksaan : negara, tawanan
v Masyarakat merdeka
- masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya seperti gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena
hubungan darah.
- masyarakat
kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan,
contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
B. Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat Perkotaan
Beberapa definisi
(secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian
ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda
kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.
Kota adalah suatu
ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai
hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan
pedesaan.
Masyarakat kota
adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok
terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community
Permasalahan di
kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
a. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3) Pembagian kerja diantara warga-warga kota
juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima
hal-hal baru.
b. Perkembangan kota merupakan manifestasi
dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.
Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota
tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
1) Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2) Karya : unsur ini merupakan syarat yang
utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
3) Marga : unsur ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota
lain atau daerah lainnya.
4) Suka : unsur ini merupakan bagian dari
ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna : unsur ini merupakan bagian
yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam
keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c. Permasalahan di kota antara lain:
1) konflik (pertengkaran)
2) kontroversi (pertentangan)
3) kompetisi (persaingan)
4) kegiatan pada masyarakat pedesaan
5) sistem nilai budaya[1]
2. Masyarakat Pedesaan
Desa adalah suatu
perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang
terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik
dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan
ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga
atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup
dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat
atau anggota masyarakat.
a. Ciri-ciri Masyarakat desa
1) Afektifitas ada hubungannya dengan
perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam
sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang
diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan
konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak
suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya
semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua
hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau
daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang
hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu
atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak
disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang
tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang
dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk
menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat
terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari
luar.
b. Gejala Masyarakat Pedesaan
1) Konflik (Pertengkaran)
Ramalan orang
kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu
memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan
adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang
selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal
ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan
terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
2) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini
bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
3) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan
kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat
sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi
sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan
bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk
meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif
bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha
sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini
kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi
kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa
didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan
yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
5) lemahnya posisi sumber daya alam
lemahnya posisi
sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya
infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan
motivasi.
C. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat
modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat membedakan antara masyarakat
desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri.
Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur
serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
"berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat
diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat
Pedesaan:
Perilaku homogen
Perilaku yang
dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang
berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial,
sehingga statik
Kesatuan dan
keutuhan kultural
Banyak ritual dan
nilai-nilai sakral
Kolektivisme
Masyaraakat Kota
Perilaku
heterogen
Perilaku yang
dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
Kebauran dan
diversifikasi kultural
Birokrasi
fungsional dan nilai-nilai sekular
Individualisme
D. Interaksi Desa dan Kota
1.
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan
komunikasi.
a. Pola interaksi sosial pada masyarakat
ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
b. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah
dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi,
politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
c. Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat
horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
d. Pola interaksi masyarakat kota adalah
individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
e. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan
timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat
kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2. Pengaruh kota terhadap desa :
a. kota menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan desa
b. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c. memproduksi hasil pertanian desa
d. penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan,
kesehatan, perdagangan, rekreasi
e. andil dalam terkikisnya budaya desa
3. Pengaruh desa terhadap kota :
a. penyedia tenaga kerja kasar
b. penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
c. penyedia ruang (space)
E. Hubungan desa dan kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena
saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
BAB
3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat kota adalah suatu kelompok
teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup
sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara
kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Sedangkan Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang
yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama
dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah
tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sedangkan
masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup
individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma
tertentu
Meskipun banyak sekali perbedaan
antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut
memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak
akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari
desa, begitu juga sebaliknya.
B.
Saran
Bagi
kita sebag mahasiswa dan mahasiswi hendaknya lebih memahami kehidupan didesa
jangan hanya mengikuti kehidupan di kota. Belajarlah hidup seperti orang orang
di desa yang berjuang usaha keras demi memenuhi hidupnya di desa dan saling
tolong menolong antar sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar